Selasa, 13 November 2012

Cinta Yang Berlalu

Kini semua tinggal hayalku. Aku tak lagi mendengar suara merdu itu. Aku tak lagi melihat senyum terindah yang pernah menggugah hatiku. Aku hanya dapat mengenang cinta yang pernah membuatku menjadi seseorang yang lebih berarti. Hanya penyesalan yang kini terasa dalam lubuk hatiku “ kenapa aku yang dulu membuatmu lepas genggaman tanganku...?? kalau kini aku membutuhkan cintamu....” Dulu aku tak bisa membalas cintamu dengan sepenuh hati karena hatiku tak bisa mencintaimu dan hari itu hatiku masih mencintainya. Ternyata dia yang ku cinta hanya memberikan harapan kosong untukku. Yang terlintas di benakku saat itu hanya membiarkanmu melupakanku agar cintamu tak lagi terlukai olehku namun kini seakan aku tak sanggup melihatmu berlahan menjauh dari hidupku selamanya. Hatiku bagai teriris pisau yang sangat tajam ketika menerima kenyataan pahit ini. Aku hanya dapat berharap semoga dia yang akhirnya menjadi pilihan hatimu akan menjagamu dan membahagiakanmu selalu. Mungkin ini balasan untukku yang mengabaikan cintamu. Biarlah aku menyimpan rasa sakit ini sendiri. Aku tak ingin kamu mendengar jeritan suara hatiku yang sedang terluka ketika harus merelakanmu. Biarlah aku di sini tanpa mu lagi. bairlah semua berlalu  tanpa harus kamu tangisi. Kini harapanku semakin jauh karena yang ku tau kini cintamu tak lagi untukku. Aku yakin dengan seiring waktu berjalan perasaan ini akan pudar dengan sendirinya tanpa aku harus memaksanya pergi dari hatiku. jika semua harus berakhir dengan perpisahan . aku akan pergi bersama tangis lukaku meski harapanku hilang dengan sekejab saja. Aku takkan menyesali pertemuan yang indah ini. Aku titip kenangan manis kita, ingatlah sebagai cinta yang mengajarimu tentang sebuah arti kehidupan dan jangan lupakanku walau kini hatimu bukan milikku lagi, setidaknya ingatlah aku sebagai kawan terbaikmu.
Aku bersyukur Sang Maha Pencipta telah mempertemukanku denganmu meski akhirnya semua cerita cinta kita harus berakhir dengan perpisahan. Aku tau semua takkan kembali seindah dahulu namun aku mengingat cerita kita sebagai pelajaran dalam hidupku. Cinta yang mengajariku melepaskan orang yang aku cintai demi melihatnya selalu tersenyum walau akhirnya aku sendiri yang merasa tersakiti ketika aku harus kehilanganmu. Semoga saja aku masih bisa menemukan seseorang yang terbaik sepertimu. Walau takkan mudah menghalau segenap rasa yang tersimpan dalam sanubariku. Aku sadar semua kesalahanku saat dulu kamu mencintaiku namun aku tak bisa membalas cintamu cintamu dengan sepenuh hati. Aku mohon jangan membenciku karena kebencianmu adalah bagai sayatan hatiku yang terdalam. Tetaplah tersenyum meski senyum manis yang terpancar indah itu bukankah milikku lagi dan aku berjanji takkan merusak kebahagiaan mu walaupun hatiku masih mencintaimu hingga hari ini. aku takkan setega itu membiarkan kesedihan menghampirimu tuk kesekian kalinya karena kesedihanmu adalah tangisku untukku.

Kamis, 25 Oktober 2012

Tersenyum di Balik Kesedihanku

aku tau tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan menjadi seorang atlit hebat namun aku tak bisa pungkiri aku tak yakin dengan kemampuanku sendiri walaupun aku selalu memberikan semangat murid - murid ku, aku serasa tak bisa memberikan semangat untuk diriku sendiri dan aku tak tau itu mengapa...." rasa nya memang memalukan di depan semua orang bertanding seperti anak yang tak punya kemampuan apapun. padahal tau kah kalian...?! aku di tengah sana sedang bingung memikirkan sesuatu, memang saat itu aku berada di depan lawan ku tapi rasanya pikiranku terbang melayang tentang apakah yang terjadi di rumah ku..?? aku merasa ketakutan karena mengingat akan ayahku yang tak pernah bisa mendukungku di dunia persilatan. aku takut terjadi sesuatu dengan ibuku. rasanya saat itu juga aku ingin lari meninggalkan pertandingan agar aku tau bagaimana keadaan ibuku, rasa ketakutan ku makin menjadi - jadi karena hari mulai beranjak sore, aku takut ayah akan datang ke tempat pertandingan dan menghancurkan semuanya. sudah lepas semua keyakinan dalam diri kalau akhirnya aku bisa membawa pulang mendali emas untuk ibuku, yang terpikirkan hanya aku ingin segera pulang, aku tak perduli lagi dengan juara yang akhirnya aku raih.walau akhirnya aku harus menerima kegagalan ku, aku harus bisa menerima nya meski sulit melihat semua harapan ku musnah begitu saja.
aku ingin cepat bertemu dengan ibuku dan memeluknya meski hanya sebuah mendali perak yang bisa membuat dia sedikit tersenyum. sepintas aku merenungi kesedihanku " ibu maafkan aku tak bisa memberikan apa yang engkau inginkan...?? mungkin hari ini bukan saat nya aku bisa memenuhi harapanku untuk dapat membahagiakanmu, jika memang ayah tak bisa berubah, aku tak tau lagi harus berkata apa untuk menjawabnya!! aku lelah dengan semua keadaan yang berlahan menyudutkanku, hari ini seakan membuatku malu dengan diriku sendiri karena mengecewakan banyak orang di sekitarku "
saat aku sampai di Rumah, ibuku masih bingung dengan memagang handphone sambil menelfonku.
dengan menyembunyikan kesedihan dalam diriku aku tersenyum lalu berlahan melangkahkan kaki ku menghampiri ibuku yang sedang mengkhawatirkan keadaanku. ibu...!? lalu ibuku menangis saat melihat aku
 " nak, kamu tidak apa - apa, ibu khawatir nak sampai kamu bertengkar lagi dengan ayah kamu...ibu takut terjadi sesuatu denganmu dan dalam lamunan ibu selalu mendo'akanmu agar tak terjadi sesuatu yang buruk denganmu...."
lalu dengan tersenyum walaupun rasanya mata ini menahan air mata kecewaku atas pengorbananku.
" terimakasih bu ibu masih memperhatikan aku, lihat bu...!? aku gak ada sesuatu buruk yang terjadi denganku kan bu...?? ibu tidak usah khawatir justru yang saat ini aku khawatirkan adalah ibu.... aku takut ayah sampai bertengkar lagi dengan ibu..."
dengan mengusap air matanya ibu berkata padaku:" sudahlah!! ayah kamu memang seperti itu, yang penting ibu bersyukur kamu pulang dengan keadaan selamat..."
agar ibu tak lagi sedih aku memberikan sureprice buat ibu.
" Lihat bu apa yang aku bawa di tangan kananku ini, ibu....?? aku berhasil membawakan mendali perak untuk ibu walaupun aku tak bisa menjadi nomer satu..."
" wah ibu tidak menyangka kamu bisa mendapatkan mendali perak, tak apalah, yang penting kamu sudah berusaha untuk ibu dan untuk semua... tetap semangat untuk meraih cita - citamu nak..."
" iya  bu, tetap do'akan untuk keberhasilanku.
dengan ini aku bisa sedikit lega melihat ibuku tersenyum meskipun tak seperti suasana hatiku yang kecewa karena harus memalukan diriku sendiri di depan orang - orang. hatiku juga sedih mengecewakan banyak orang. dalam sepinya malam aku menangis dengan segala kecerobohan yang aku perbuat tadi siang namun aku tak bisa memperbaiki nya lagi semua telah terlewatkan begitu saja. ya, mungkin semua harus berakhir sampai di sini aku takkan mengharapkan semuanya lagi, cukup hari ini aku mempermalukan diriku sendiri aku tak mau mengulang nya lagi. mungkin ini bukan jalan keberhasilanku. aku akan mengejar impianku yang lain yang bisa membawakan keberhasilan untukku. yang terpenting bagiku adalah bagaimana membahagiakan seorang ibu yang telah berkorban banyak untuk membahagiakanku.


Jumat, 19 Oktober 2012


Sulit memahami hatimu

Kini aku benar – benar harus kehilangan dia,tapi mungkin perpisahan ini memang jalan yang terbaik untuk mu dan aku, aku tak bisa lagi mencintaimu seperti dulu, entah kenapa hatiku berubah seperti ragu akan cintamu. Aku hanya bisa berdiam diri tanpa melarangmu pergi dariku karena memang serasa bibir ini tak mampu berkata apapun di depanmu, cukup kita saling menyakiti satu sama lain, biarlah rasa ini aku pendam sendiri, aku tau kamu masih tetap mencintaiku tapi ketahuilah aku tak bisa memahami apa yang kamu harapkan, mungkin jalan kita berbeda dan meskipun sebenarnya perasaanku masih tersisa di hatiku,aku tak bisa berbuat apa – apa, aku seakan hanya bisa terdiam seperti pecundang, aku takut setiap kata yang ku ucapkan serasa harapan bagimu, aku takut memberikan harapan kosong, aku takut kamu makin tersakiti karena selalu mengingat harapan – harapan yang pernah aku ucapkan.terkadang saat aku sendiri dalam sepi berfikir
 Apakah ini hanya sebatas kasian....?!
ataukah aku memang masih takut kehilangan dia....?!Ya Allah Berikanlah aku petunjuk dari kebimbanganku saat ini...?!aku tak ingin menyakiti orang lain dengan keputusanku...?!”
tapi entah sampai kapan aku dan kamu seperti tanpa kejelasan tentang hubungan kita...” aku ingin menjauh namun aku tak mampu melihatmu tersiksa karena perhatianku pudar untukmu. Di sisi lain aku merasa kamu adalah orang yang tepat untukku tapi yang aku belum bisa memahami jalan fikirmu...?! kamu menuduhku seolah aku selalu salah di matamu...!! kamu selalu ingin mendapatkan perhatian hingga orang lain tak boleh mendapatkan perhatianku meskipun perhatianku hanya menghargai perasaan orang lain, aku tau kamu ingin memilikiku seuntuhnya tapi tak bukan seperti ini caramu memperlakukan aku. Aku masih ingat Dulu kamu pernah menjelaskan dan berkata padaku “ aku lakukan ini karena aku sayang kamu, aku tak ingin kehilangan kamu, aku akan merubah sikap egoisku ini demi kamu, asal kamu jangan tinggalkan aku, aku tak sanggup jika akhirnya kehilangan orang yang benar – benar aku cintai, terlalu sulit aku melepasmu karena begitu berat pengorbananku mendapatkan cintamu....”
 tapi rasanya ucapan itu hanyalah rangkaian kata – kata yang tak bermakna, buktinya kamu mengingkari ucapanmu sendiri, sampai saat ini kurasa belum ada perubahan yang terlihat dari dirimu, berulang kali aku memberikan kesempatan tapi apa yang terjadi bukan seperti apa yang kamu katakan, selalu tetap sama dan terus seperti itu sampai saat ini, akhirnya aku lelah jika terus – terusan dalam bayangan pertengkaran, cukupku pernah merasakan kesedihan yang mendalam saat tersakiti dia, apa kamu ingin menambah kesedihanku saat ini, mungkin memang kita tak harus bersama dan saling memiliki, Allah tlah berkata lain untuk hubungan kita, biarlah suatu saat waktu yang menjawab apakah kita di persatukan kembali atau akankah kamu akhirnya bukan untukku....” aku tau keputusanku kurasa menyakitkan kamu tapi apalah dayaku....?! aku terpaksa lakukan ini semua demi melihatmu bahagia, aku tak ingin air mata membasahi pipimu, kalau memang kebahagiaanmu harus bersama yang lain aku rela, bagiku melihatmu dalam keadaan sehat dan selalu dalam senyuman kurasa itu cukup. Pernah terlintas di benakku saat – saat kita bertengkar
apa kebahagiaanmu memang bukan denganku...!? selalu saja aku membuatmu kecawa dengan sikapku yang bagimu salah, lalu apa yang harus aku lakukan...?? sebenarnya siapakah yang harus di salahkan, aku ataukah kamu...?! aku mencoba bertahan dengan sikap egoismu yang tak mau di salahkan, terkadang saat lelah aku juga tak mau mengalah dan tak bisa sabar menghadapimu...” ini lah aku, aku terlalu lelah menghadapi kerasnya kehidupan.sedikit banyaknya kamu seperti seseorang yang membuat hidup ibuku dan aku dalam kepedihan. Taukah kamu aku bersikap tegas melepaskanmu seperti ini karena aku ingat pesan ibuku,
ibuku berkata dalam isakan tangisnya “ nak... hati – hati memilih seseorang, jangan sampai menyesal seperti ibuku, yang terus mengalah karena sikap keegoisan...ibu tak mau kamu merasakan hal yang ibu rasakan...”
dan sampai saat ini masih teringat jelas perkataan itu dan aku tak ingin kejadian sama menimpaku. Rasanya aku muak selalu mengalah dan terus mengalah dalam sikap keegoisan, jadi jangan salahkan jika aku memutuskan hubungan kita yang isinya hanya pertengkaran dan keegoisan...” aku butuh seseorang yang bisa memahamiku dan mengerti keadaanku. Maafkan aku kalau hubungan kita berakhir seperti ini.

Senin, 15 Oktober 2012

Rumahku bukan tempat teindahku


Sudah 2 bulan lebih aku meninggalkan rumahku  yang menjenuhkan dan membuatku selalu meneteskan air mata, tapi akankah semenjak kepergian ku mereka bisa menyadari letak kesalahan mereka,yang aku tau meraka hanya bisa menyalahkanku,mungkin itu hanya hayalku mendengar mereka bisa menerima ku apa adanya dan bisa menyadari kesalahan masing- masing. Mereka tak pernah mengerti apa alasanku menjadi seperti ini,bukan niat ku ingin melawan orang tua ku sendiri tapi aku merasa di rumah tak ada kebahagyaan yang aku cari yang ada hanya keributan lalu ke egoisan mereka yang membuatku serasa muak dan memilih meninggalkan rumahku sendiri, jujur aku lebih memilih hidup di jalanan dari pada harus hidup dalam lingkungan yang tak pernah bisa mendukungku, yang terasa dalam benakku sedikitpun usahaku tak pernah di hargai,salah,salah dan salah!! itu yang selalu ku rasakan, aku mencoba berubah tapi mereka menuntutku berlebihan, aku manusia yang tak sempurna semua orang memiliki kekurangan masing –masing jangan anggap aku ini robot yang tak bisa lelah menerima apapapun perintah dari kalian yang harus terlaksanakan, kalian tak pernah mengerti tentang kondisiku sampai aku jatuh sakit pun kalian tak pernah mengetahuinya…”apa kalian kira aku ini hanya ingin mencari perhatian agar aku bisa mendapat perhatian kalian,sering ku bertahan dengan rasa sakit ku dan mencoba memendam rasa sakitku  sendiri, yang kalian pikir aku hanya anak yang manja yang hanya menyusahkan… “aku muak dengan semua itu!! Ku bukan benalu yang hanya bisa menyusahkan, cukup kalian menganggap ku sebelah mata...”aku seperti anak yang tak teranggap, apa kalian mngerti yang aku rasakan…?! aku berusaha meraih apa yang aku ingin kan sendiri tanpa dukungan kalian, aku sakit pun berusaha menahan rasa sakit ku tanpa mengaduh,sampai ku terdiam pun kalian tak bisa membedakan keadaan ku yang sakit ataukah hanya pura –pura ingin mencari perhatian kalian, aku memang sengaja tak pernah mengaduh karena aku ingin kalian bisa mengetahuinya sendiri tanpa aku mengatakan nya,dari pada aku mengatakannya sendiri malah beranggapan aku ini membesar – besarkan perkataanku atau hanya ingin mencari perhatian orang tuaku dengan kata lain aku ini hanya anak manja…!!  ternyata lama semakin lama ku rasakan hanya tuduhan tak mengenakkan hati yang terdengar di telingaku, tapi setelah aku mengaduh aku sakit kalian serasa tak perduli dengan rasa sakit ku, kalian beranggapan aku ini pemalas yang tak mau membantu orang tua,aku cukup bersabar mendengar semua perkataan – perkataan yang membuatku menangis di sepinya malam…”. Yang ku rasa hanya rasa menyesal kenapa aku di lahirkan jika hanya untuk di caci maki dan kenyaman di rumah terasa hilang karena selalu tangisan yang menemani hari – hariku,maka dari itu aku pergi meninggalkan rumah ku dan lebih memilih dengan kehidupan yang  sederhana yaitu  di daerah perdesaan karena ku rasa itu hal yang ternyaman berada  di samping orang yang menyayangiku seperti saudara – saudaraku sendiri….” Bahkan taukah….!? Saudara ku sendiri tak perduli denganku dia malah membuat ku semakin bingung karena perkataannya yang tak bisa menjaga perasaan orang…” terkadang aku tertawa karena memang aku terheran orang sepertinya yang bukan lagi seumuran ku tak bisa menjaga sikapnya sendiri…” dia tak bisa membedakan baik buruk sikap dan perkataannya….” Dia hanya bisa menyalalahkan orang dan membuat masalah semakin panjang…”  sungguh heran!! Punya kakak tapi malah memperkeruh suasana bukan malah membantu bebanku cepat berakhir, dia seperti anak kecil yang tak bisa bijak mengambil sikap…!! Okey!! Aku masih berumur 17 tahun yang masih belajar mengenal kehidupan menuju jenjang kedewasaan jika aku memiliki kesalahan dalam sikapku itu masih wajar…!! Karena mengingat manusia tak bisa luput dari kesalahan,lha kakakku….!! Apa pantas bersikap seperti layaknya anak remaja….” nyadar gak sih! Umur kamu gak seperti anak remaja lagi, kamu sudah dewasa…!! Heran aku sama sikapmu yang tak hentinya ingin menang sendiri…!!
Berulang kali aku mengingatkan agar dia bisa mengubah sikap nya yang masih terbilang seperti anak kecil…” iy aku tau dia merasa hebat karena memang dia di banggakan oleh keluargaku tapi dia mengambil hati orang tuaku dengan cara munafik, kelihatan baik ternyata lebih parah dari sikapku…” aku bukan membenarkan sikapku tapi aku merasa kecewa dengan sikap nya, aku sadar aku gak bisa jadi anak pendiam yang tak mau mengenal dunia luar, ini lah diriku!! Aku tak ingin pura – pura seperti anak pendiam yang ternyata sikap nya sama saja dengan anak munafik,diam di luarnya saja dalam nya busuk. Aku ingin beradaptasi dengan dunia luar meskipun aku cewek aku ingat, aku tak ingin mempermalukan orang tua aku masih punya pendirian yang tak mungkin aku ingkari sendiri…” aku tak mudah terpengaruh karena aku yakin dengan pendirianku, sekeras – kerasnya sifatku aku masih bisa menepatkan diri meskipun terkadang ada yang menganggapku sebelah mata, aku tetap semangat dengan tujuan hidupku, aku anggap perkataan itu sebagai motivasi untuk ku berjalan merangkai impianku.aku tau umur ku terbilang masih kecil untuk memahami dunia luar tapi dengan pengalaman hidup yang ku dapatkan semoga bisa membawaku dalam keberhasilan, aku tak ingin terjatuh dalam kegelapan dunia…” aku berharap suatu hari nanti bisa membuktikan bahwa ku bukan hanya benalu bagi keluarga ku….!! Aku layak di banggakan seperti kakakku…”. Cukup ku terhina, terendahkan dan di anggap sebelah mata, aku muak dengan semua itu!! Aku ingin merubah hidupku agar nantinya aku takkan mengalami nasib yang jauh lebih menyakitkan dari masa laluku. Oh ya tuhanku….?! Tolong lah ku dari hidup yang penuh tangis ini, tempatkan lah aku dalam kehidupan yang lebih baik lagi….” Yang kini terlintas di fikiran ku adalah bagaimana cara nya membalas setiap kelelahan, tangis dan kecewa ibuku di kemudian hari agar ia mendapatkan kebahagyaan yang ia inginkan…, aku tak ingin di hari tua nya ia masih merasakan kesusahan, aku ingin ibuku tersenyum bahagya,aku tak ingin ia bersedih bahkan air mata nya menetes membasahi pipinya, cukup hari lalu ia merasakan kesedihan, aku tak ingin terluang lagi melihat kesedihan menhampiri nya. Yang aku takutkan adalah aku tak bisa membalas kebaikan ibuku yang berusaha keras membantu hidupku lebih baik lagi, yang aku pinta sebelum aku meninggalkan hidupku slama – lamanya adalah membahagiakan ibuku dan orang yang mencintai ku dengan setulus hati, semoga itu harapan yang tak berujung mengecewakanku… “ semoga harapan itu bisa menjadi nyata…” aku tak ingin air mata ku mengalir dan akan menemani penyesalanku saat menutup mataku untuk  slamanya.

Rabu, 10 Oktober 2012


Hidupmu tanpa Rasa Kesadaran

Sejak awal ku telah mencoba merubah sikap ku yang seharusnya tersingkir dari diri ini,namun entah kenapa kalian tak pernah merubah sikap buruk kalian,selalu saja ego yang kalian pertahankan.akankah aku ini selalu mengalah dan tak pantaskah aku di haragai…!! di mana kah hati kalian…..?? dan kenapa juga kamu serasa menjadi pecundang,kamu lari dari kesalahanmu..!? ku pernah runtuh dan kini ketika ku bangkit kembali dari masa lalu menata hidupku,kenapa tega nya kamu hancurkan harapanku kembali….” sungguh tak kuasa menahan amarah yang begitu dalam… rasa kesal dan bosan akan keadaan muncul lagi dalam benakku…. Apa kamu tak merasa senang melihatku tersenyum kembali.lihatlah aku…!! Aku selalu bersabar dengan sikapmu yang terus – terusan menyalahkan ku, ku selalu mencoba menerima semua caci maki yang terlontarkan dari mulutmu dan aku mengalah agar semua tetap tenang tanpa ada nya keributan…!! Masih kurangkah kamu kecewakan ku…?? Meskipun aku tak penting di mata mu ku tak perduli…!! Karena masih banyak hal yang lebih penting dari pada harus menghiraukan sikapmu yang terus – terusan menyudutkanku… tapi ku selalu terheran dalam lamunan ku… tega nya ia denganku… dia anggap apakah ku ini,” musuh atau saudara....!!! Berulang kali ku menyadarkan mu tapi kenapa kamu tak pernah sadar akan kesalahanmu…” eh! Sadarlah kamu terlalu sering melukai hatiku… seharusnya kamu menyadari kesalahanmu dan merubahnya tapi kenapa kamu semakin keterlaluan….?! Ku memang lemah tak bisa membalas perlakuanmu, ku memang tak ingin semua hancur berantakan karena ego ku dan kemarahanku…?? Ingaatlah! Tak selamanya kamu berada di atas sana…” kapanpun kamu bisa terjatuh bahkan saat ini juga, jangan merasa dirimu yang paling benar, jangan merasa dirimu yang pantas mendapatkan kasih sayang. Kamu sudah dewasa seharusnya sikapmu lebih baik dari pada ku!! Tapi nyata nya sikapmu tak jauh bedanya dengan sikapku, wajarlah sikapku masih belum bisa memahami sebuah masalah karena umurku masih beranjak dewasa untuk memahami arti kehidupan, semua pasti membutuhkan tahap demi tahap untuk merubah cara berfikir yang lebih matang. Nyatanya kamu belum bisa bijak mengambil sebuah keputusan dan terlalu mengandalkan ego mu saja tanpa memikirkan orang lain yang tersakiti karena sikapmu.
                Kini ku harus berfikir kembali bagaimanakah ku harus menata hidupku agar masa depan ku lebih baik, aku tak ingin mengandalkanmu, percuma hanya akan menambah beban hidupku…!! Dengan semangat ku semoga ku bisa mencari kehidupan yang lebih layak ku tempati dari pada harus hidup bersamamu di tempat ini, terlalu sakit ku merasakan perih yang seakan berlahan – lahan menjeratku. Ku ingin terlepas dari semua ini,” aku jenuh bila harus berulang kali tersakiti. Aku ingin mencari dimanakah letak kebahagyaanku yang sesungguhnya…” cukup lama ku mempertahankan semua ini… aku pun punya ego!! Dan masing – masing seseorang pun memilikinya, jangan salahkan jika aku pun bisa bersikap egois tapi semoga ego ku bisa tertata lebih baik dan memiliki dampak positif karena ego ku adalah memikirkan untuk masa depanku selanjutnya, tak setiap ego itu bernilai negative. ego mu berbeda!! kamu keterlaluan, kamu memikirkan perasaanmu sendiri tanpa menjaga perasaan orang lain, salah satu nya aku,” pada saat nya entah itu kapan kamu pasti tersadar bagaimana rasanya perasaan mu tak di hargai seseorang karena memang sungguh sakit rasanya…!! Karena  aku merasakan hal yang sama, ku terluka dan merasa tak di hargai. Kehidupan tak selamanya seindah yang kamu bayangkan?? Ingatlah, kebahagiaan seseorang ada batasnya tak selamanya hidupmu penuh kebahagiaan sikapmu yang seperti ini bisa menyerang mu suatu saat nanti.jika kamu tak bisa merubah sikapmu pasti suatu saat nanti Allah pasti menyadarkanmu jauh lebih berat beban yang akan kamu tempuh...!!! sesungguhnya aku kasian kepada orang – orang yang sering tersakiti karena sikapmu.