Sudah 2 bulan lebih aku meninggalkan
rumahku yang menjenuhkan dan membuatku
selalu meneteskan air mata, tapi akankah semenjak kepergian ku mereka bisa
menyadari letak kesalahan mereka,yang aku tau meraka hanya bisa menyalahkanku,mungkin
itu hanya hayalku mendengar mereka bisa menerima ku apa adanya dan bisa
menyadari kesalahan masing- masing. Mereka tak pernah mengerti apa alasanku
menjadi seperti ini,bukan niat ku ingin melawan orang tua ku sendiri tapi aku
merasa di rumah tak ada kebahagyaan yang aku cari yang ada hanya keributan lalu
ke egoisan mereka yang membuatku serasa muak dan memilih meninggalkan rumahku
sendiri, jujur aku lebih memilih hidup di jalanan dari pada harus hidup dalam
lingkungan yang tak pernah bisa mendukungku, yang terasa dalam benakku
sedikitpun usahaku tak pernah di hargai,salah,salah dan salah!! itu yang selalu
ku rasakan, aku mencoba berubah tapi mereka menuntutku berlebihan, aku manusia
yang tak sempurna semua orang memiliki kekurangan masing –masing jangan anggap
aku ini robot yang tak bisa lelah menerima apapapun perintah dari kalian yang
harus terlaksanakan, kalian tak pernah mengerti tentang kondisiku sampai aku
jatuh sakit pun kalian tak pernah mengetahuinya…”apa kalian kira aku ini hanya
ingin mencari perhatian agar aku bisa mendapat perhatian kalian,sering ku
bertahan dengan rasa sakit ku dan mencoba memendam rasa sakitku sendiri, yang kalian pikir aku hanya anak
yang manja yang hanya menyusahkan… “aku muak dengan semua itu!! Ku bukan benalu
yang hanya bisa menyusahkan, cukup kalian menganggap ku sebelah mata...”aku
seperti anak yang tak teranggap, apa kalian mngerti yang aku rasakan…?! aku
berusaha meraih apa yang aku ingin kan sendiri tanpa dukungan kalian, aku sakit
pun berusaha menahan rasa sakit ku tanpa mengaduh,sampai ku terdiam pun kalian
tak bisa membedakan keadaan ku yang sakit ataukah hanya pura –pura ingin
mencari perhatian kalian, aku memang sengaja tak pernah mengaduh karena aku
ingin kalian bisa mengetahuinya sendiri tanpa aku mengatakan nya,dari pada aku
mengatakannya sendiri malah beranggapan aku ini membesar – besarkan perkataanku
atau hanya ingin mencari perhatian orang tuaku dengan kata lain aku ini hanya
anak manja…!! ternyata lama semakin lama
ku rasakan hanya tuduhan tak mengenakkan hati yang terdengar di telingaku, tapi
setelah aku mengaduh aku sakit kalian serasa tak perduli dengan rasa sakit ku,
kalian beranggapan aku ini pemalas yang tak mau membantu orang tua,aku cukup
bersabar mendengar semua perkataan – perkataan yang membuatku menangis di
sepinya malam…”. Yang ku rasa hanya rasa menyesal kenapa aku di lahirkan jika
hanya untuk di caci maki dan kenyaman di rumah terasa hilang karena selalu
tangisan yang menemani hari – hariku,maka dari itu aku pergi meninggalkan rumah
ku dan lebih memilih dengan kehidupan yang
sederhana yaitu di daerah
perdesaan karena ku rasa itu hal yang ternyaman berada di samping orang yang menyayangiku seperti
saudara – saudaraku sendiri….” Bahkan taukah….!? Saudara ku sendiri tak perduli
denganku dia malah membuat ku semakin bingung karena perkataannya yang tak bisa
menjaga perasaan orang…” terkadang aku tertawa karena memang aku terheran orang
sepertinya yang bukan lagi seumuran ku tak bisa menjaga sikapnya sendiri…” dia
tak bisa membedakan baik buruk sikap dan perkataannya….” Dia hanya bisa
menyalalahkan orang dan membuat masalah semakin panjang…” sungguh heran!! Punya kakak tapi malah
memperkeruh suasana bukan malah membantu bebanku cepat berakhir, dia seperti
anak kecil yang tak bisa bijak mengambil sikap…!! Okey!! Aku masih berumur 17
tahun yang masih belajar mengenal kehidupan menuju jenjang kedewasaan jika aku
memiliki kesalahan dalam sikapku itu masih wajar…!! Karena mengingat manusia
tak bisa luput dari kesalahan,lha kakakku….!! Apa pantas bersikap seperti
layaknya anak remaja….” nyadar gak sih! Umur kamu gak seperti anak remaja lagi,
kamu sudah dewasa…!! Heran aku sama sikapmu yang tak hentinya ingin menang
sendiri…!!
Berulang kali aku mengingatkan agar dia
bisa mengubah sikap nya yang masih terbilang seperti anak kecil…” iy aku tau
dia merasa hebat karena memang dia di banggakan oleh keluargaku tapi dia
mengambil hati orang tuaku dengan cara munafik, kelihatan baik ternyata lebih
parah dari sikapku…” aku bukan membenarkan sikapku tapi aku merasa kecewa
dengan sikap nya, aku sadar aku gak bisa jadi anak pendiam yang tak mau
mengenal dunia luar, ini lah diriku!! Aku tak ingin pura – pura seperti anak
pendiam yang ternyata sikap nya sama saja dengan anak munafik,diam di luarnya
saja dalam nya busuk. Aku ingin beradaptasi dengan dunia luar meskipun aku
cewek aku ingat, aku tak ingin mempermalukan orang tua aku masih punya
pendirian yang tak mungkin aku ingkari sendiri…” aku tak mudah terpengaruh
karena aku yakin dengan pendirianku, sekeras – kerasnya sifatku aku masih bisa
menepatkan diri meskipun terkadang ada yang menganggapku sebelah mata, aku
tetap semangat dengan tujuan hidupku, aku anggap perkataan itu sebagai motivasi
untuk ku berjalan merangkai impianku.aku tau umur ku terbilang masih kecil
untuk memahami dunia luar tapi dengan pengalaman hidup yang ku dapatkan semoga
bisa membawaku dalam keberhasilan, aku tak ingin terjatuh dalam kegelapan
dunia…” aku berharap suatu hari nanti bisa membuktikan bahwa ku bukan hanya
benalu bagi keluarga ku….!! Aku layak di banggakan seperti kakakku…”. Cukup ku
terhina, terendahkan dan di anggap sebelah mata, aku muak dengan semua itu!!
Aku ingin merubah hidupku agar nantinya aku takkan mengalami nasib yang jauh
lebih menyakitkan dari masa laluku. Oh ya tuhanku….?! Tolong lah ku dari hidup
yang penuh tangis ini, tempatkan lah aku dalam kehidupan yang lebih baik
lagi….” Yang kini terlintas di fikiran ku adalah bagaimana cara nya membalas
setiap kelelahan, tangis dan kecewa ibuku di kemudian hari agar ia mendapatkan
kebahagyaan yang ia inginkan…, aku tak ingin di hari tua nya ia masih merasakan
kesusahan, aku ingin ibuku tersenyum bahagya,aku tak ingin ia bersedih bahkan
air mata nya menetes membasahi pipinya, cukup hari lalu ia merasakan kesedihan,
aku tak ingin terluang lagi melihat kesedihan menhampiri nya. Yang aku takutkan
adalah aku tak bisa membalas kebaikan ibuku yang berusaha keras membantu
hidupku lebih baik lagi, yang aku pinta sebelum aku meninggalkan hidupku slama
– lamanya adalah membahagiakan ibuku dan orang yang mencintai ku dengan setulus
hati, semoga itu harapan yang tak berujung mengecewakanku… “ semoga harapan itu
bisa menjadi nyata…” aku tak ingin air mata ku mengalir dan akan menemani
penyesalanku saat menutup mataku
untuk slamanya.
Pengen nangis jga nih..
BalasHapus