Senin, 15 Oktober 2012

Rumahku bukan tempat teindahku


Sudah 2 bulan lebih aku meninggalkan rumahku  yang menjenuhkan dan membuatku selalu meneteskan air mata, tapi akankah semenjak kepergian ku mereka bisa menyadari letak kesalahan mereka,yang aku tau meraka hanya bisa menyalahkanku,mungkin itu hanya hayalku mendengar mereka bisa menerima ku apa adanya dan bisa menyadari kesalahan masing- masing. Mereka tak pernah mengerti apa alasanku menjadi seperti ini,bukan niat ku ingin melawan orang tua ku sendiri tapi aku merasa di rumah tak ada kebahagyaan yang aku cari yang ada hanya keributan lalu ke egoisan mereka yang membuatku serasa muak dan memilih meninggalkan rumahku sendiri, jujur aku lebih memilih hidup di jalanan dari pada harus hidup dalam lingkungan yang tak pernah bisa mendukungku, yang terasa dalam benakku sedikitpun usahaku tak pernah di hargai,salah,salah dan salah!! itu yang selalu ku rasakan, aku mencoba berubah tapi mereka menuntutku berlebihan, aku manusia yang tak sempurna semua orang memiliki kekurangan masing –masing jangan anggap aku ini robot yang tak bisa lelah menerima apapapun perintah dari kalian yang harus terlaksanakan, kalian tak pernah mengerti tentang kondisiku sampai aku jatuh sakit pun kalian tak pernah mengetahuinya…”apa kalian kira aku ini hanya ingin mencari perhatian agar aku bisa mendapat perhatian kalian,sering ku bertahan dengan rasa sakit ku dan mencoba memendam rasa sakitku  sendiri, yang kalian pikir aku hanya anak yang manja yang hanya menyusahkan… “aku muak dengan semua itu!! Ku bukan benalu yang hanya bisa menyusahkan, cukup kalian menganggap ku sebelah mata...”aku seperti anak yang tak teranggap, apa kalian mngerti yang aku rasakan…?! aku berusaha meraih apa yang aku ingin kan sendiri tanpa dukungan kalian, aku sakit pun berusaha menahan rasa sakit ku tanpa mengaduh,sampai ku terdiam pun kalian tak bisa membedakan keadaan ku yang sakit ataukah hanya pura –pura ingin mencari perhatian kalian, aku memang sengaja tak pernah mengaduh karena aku ingin kalian bisa mengetahuinya sendiri tanpa aku mengatakan nya,dari pada aku mengatakannya sendiri malah beranggapan aku ini membesar – besarkan perkataanku atau hanya ingin mencari perhatian orang tuaku dengan kata lain aku ini hanya anak manja…!!  ternyata lama semakin lama ku rasakan hanya tuduhan tak mengenakkan hati yang terdengar di telingaku, tapi setelah aku mengaduh aku sakit kalian serasa tak perduli dengan rasa sakit ku, kalian beranggapan aku ini pemalas yang tak mau membantu orang tua,aku cukup bersabar mendengar semua perkataan – perkataan yang membuatku menangis di sepinya malam…”. Yang ku rasa hanya rasa menyesal kenapa aku di lahirkan jika hanya untuk di caci maki dan kenyaman di rumah terasa hilang karena selalu tangisan yang menemani hari – hariku,maka dari itu aku pergi meninggalkan rumah ku dan lebih memilih dengan kehidupan yang  sederhana yaitu  di daerah perdesaan karena ku rasa itu hal yang ternyaman berada  di samping orang yang menyayangiku seperti saudara – saudaraku sendiri….” Bahkan taukah….!? Saudara ku sendiri tak perduli denganku dia malah membuat ku semakin bingung karena perkataannya yang tak bisa menjaga perasaan orang…” terkadang aku tertawa karena memang aku terheran orang sepertinya yang bukan lagi seumuran ku tak bisa menjaga sikapnya sendiri…” dia tak bisa membedakan baik buruk sikap dan perkataannya….” Dia hanya bisa menyalalahkan orang dan membuat masalah semakin panjang…”  sungguh heran!! Punya kakak tapi malah memperkeruh suasana bukan malah membantu bebanku cepat berakhir, dia seperti anak kecil yang tak bisa bijak mengambil sikap…!! Okey!! Aku masih berumur 17 tahun yang masih belajar mengenal kehidupan menuju jenjang kedewasaan jika aku memiliki kesalahan dalam sikapku itu masih wajar…!! Karena mengingat manusia tak bisa luput dari kesalahan,lha kakakku….!! Apa pantas bersikap seperti layaknya anak remaja….” nyadar gak sih! Umur kamu gak seperti anak remaja lagi, kamu sudah dewasa…!! Heran aku sama sikapmu yang tak hentinya ingin menang sendiri…!!
Berulang kali aku mengingatkan agar dia bisa mengubah sikap nya yang masih terbilang seperti anak kecil…” iy aku tau dia merasa hebat karena memang dia di banggakan oleh keluargaku tapi dia mengambil hati orang tuaku dengan cara munafik, kelihatan baik ternyata lebih parah dari sikapku…” aku bukan membenarkan sikapku tapi aku merasa kecewa dengan sikap nya, aku sadar aku gak bisa jadi anak pendiam yang tak mau mengenal dunia luar, ini lah diriku!! Aku tak ingin pura – pura seperti anak pendiam yang ternyata sikap nya sama saja dengan anak munafik,diam di luarnya saja dalam nya busuk. Aku ingin beradaptasi dengan dunia luar meskipun aku cewek aku ingat, aku tak ingin mempermalukan orang tua aku masih punya pendirian yang tak mungkin aku ingkari sendiri…” aku tak mudah terpengaruh karena aku yakin dengan pendirianku, sekeras – kerasnya sifatku aku masih bisa menepatkan diri meskipun terkadang ada yang menganggapku sebelah mata, aku tetap semangat dengan tujuan hidupku, aku anggap perkataan itu sebagai motivasi untuk ku berjalan merangkai impianku.aku tau umur ku terbilang masih kecil untuk memahami dunia luar tapi dengan pengalaman hidup yang ku dapatkan semoga bisa membawaku dalam keberhasilan, aku tak ingin terjatuh dalam kegelapan dunia…” aku berharap suatu hari nanti bisa membuktikan bahwa ku bukan hanya benalu bagi keluarga ku….!! Aku layak di banggakan seperti kakakku…”. Cukup ku terhina, terendahkan dan di anggap sebelah mata, aku muak dengan semua itu!! Aku ingin merubah hidupku agar nantinya aku takkan mengalami nasib yang jauh lebih menyakitkan dari masa laluku. Oh ya tuhanku….?! Tolong lah ku dari hidup yang penuh tangis ini, tempatkan lah aku dalam kehidupan yang lebih baik lagi….” Yang kini terlintas di fikiran ku adalah bagaimana cara nya membalas setiap kelelahan, tangis dan kecewa ibuku di kemudian hari agar ia mendapatkan kebahagyaan yang ia inginkan…, aku tak ingin di hari tua nya ia masih merasakan kesusahan, aku ingin ibuku tersenyum bahagya,aku tak ingin ia bersedih bahkan air mata nya menetes membasahi pipinya, cukup hari lalu ia merasakan kesedihan, aku tak ingin terluang lagi melihat kesedihan menhampiri nya. Yang aku takutkan adalah aku tak bisa membalas kebaikan ibuku yang berusaha keras membantu hidupku lebih baik lagi, yang aku pinta sebelum aku meninggalkan hidupku slama – lamanya adalah membahagiakan ibuku dan orang yang mencintai ku dengan setulus hati, semoga itu harapan yang tak berujung mengecewakanku… “ semoga harapan itu bisa menjadi nyata…” aku tak ingin air mata ku mengalir dan akan menemani penyesalanku saat menutup mataku untuk  slamanya.

1 komentar: