Kamis, 25 Oktober 2012

Tersenyum di Balik Kesedihanku

aku tau tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan menjadi seorang atlit hebat namun aku tak bisa pungkiri aku tak yakin dengan kemampuanku sendiri walaupun aku selalu memberikan semangat murid - murid ku, aku serasa tak bisa memberikan semangat untuk diriku sendiri dan aku tak tau itu mengapa...." rasa nya memang memalukan di depan semua orang bertanding seperti anak yang tak punya kemampuan apapun. padahal tau kah kalian...?! aku di tengah sana sedang bingung memikirkan sesuatu, memang saat itu aku berada di depan lawan ku tapi rasanya pikiranku terbang melayang tentang apakah yang terjadi di rumah ku..?? aku merasa ketakutan karena mengingat akan ayahku yang tak pernah bisa mendukungku di dunia persilatan. aku takut terjadi sesuatu dengan ibuku. rasanya saat itu juga aku ingin lari meninggalkan pertandingan agar aku tau bagaimana keadaan ibuku, rasa ketakutan ku makin menjadi - jadi karena hari mulai beranjak sore, aku takut ayah akan datang ke tempat pertandingan dan menghancurkan semuanya. sudah lepas semua keyakinan dalam diri kalau akhirnya aku bisa membawa pulang mendali emas untuk ibuku, yang terpikirkan hanya aku ingin segera pulang, aku tak perduli lagi dengan juara yang akhirnya aku raih.walau akhirnya aku harus menerima kegagalan ku, aku harus bisa menerima nya meski sulit melihat semua harapan ku musnah begitu saja.
aku ingin cepat bertemu dengan ibuku dan memeluknya meski hanya sebuah mendali perak yang bisa membuat dia sedikit tersenyum. sepintas aku merenungi kesedihanku " ibu maafkan aku tak bisa memberikan apa yang engkau inginkan...?? mungkin hari ini bukan saat nya aku bisa memenuhi harapanku untuk dapat membahagiakanmu, jika memang ayah tak bisa berubah, aku tak tau lagi harus berkata apa untuk menjawabnya!! aku lelah dengan semua keadaan yang berlahan menyudutkanku, hari ini seakan membuatku malu dengan diriku sendiri karena mengecewakan banyak orang di sekitarku "
saat aku sampai di Rumah, ibuku masih bingung dengan memagang handphone sambil menelfonku.
dengan menyembunyikan kesedihan dalam diriku aku tersenyum lalu berlahan melangkahkan kaki ku menghampiri ibuku yang sedang mengkhawatirkan keadaanku. ibu...!? lalu ibuku menangis saat melihat aku
 " nak, kamu tidak apa - apa, ibu khawatir nak sampai kamu bertengkar lagi dengan ayah kamu...ibu takut terjadi sesuatu denganmu dan dalam lamunan ibu selalu mendo'akanmu agar tak terjadi sesuatu yang buruk denganmu...."
lalu dengan tersenyum walaupun rasanya mata ini menahan air mata kecewaku atas pengorbananku.
" terimakasih bu ibu masih memperhatikan aku, lihat bu...!? aku gak ada sesuatu buruk yang terjadi denganku kan bu...?? ibu tidak usah khawatir justru yang saat ini aku khawatirkan adalah ibu.... aku takut ayah sampai bertengkar lagi dengan ibu..."
dengan mengusap air matanya ibu berkata padaku:" sudahlah!! ayah kamu memang seperti itu, yang penting ibu bersyukur kamu pulang dengan keadaan selamat..."
agar ibu tak lagi sedih aku memberikan sureprice buat ibu.
" Lihat bu apa yang aku bawa di tangan kananku ini, ibu....?? aku berhasil membawakan mendali perak untuk ibu walaupun aku tak bisa menjadi nomer satu..."
" wah ibu tidak menyangka kamu bisa mendapatkan mendali perak, tak apalah, yang penting kamu sudah berusaha untuk ibu dan untuk semua... tetap semangat untuk meraih cita - citamu nak..."
" iya  bu, tetap do'akan untuk keberhasilanku.
dengan ini aku bisa sedikit lega melihat ibuku tersenyum meskipun tak seperti suasana hatiku yang kecewa karena harus memalukan diriku sendiri di depan orang - orang. hatiku juga sedih mengecewakan banyak orang. dalam sepinya malam aku menangis dengan segala kecerobohan yang aku perbuat tadi siang namun aku tak bisa memperbaiki nya lagi semua telah terlewatkan begitu saja. ya, mungkin semua harus berakhir sampai di sini aku takkan mengharapkan semuanya lagi, cukup hari ini aku mempermalukan diriku sendiri aku tak mau mengulang nya lagi. mungkin ini bukan jalan keberhasilanku. aku akan mengejar impianku yang lain yang bisa membawakan keberhasilan untukku. yang terpenting bagiku adalah bagaimana membahagiakan seorang ibu yang telah berkorban banyak untuk membahagiakanku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar